Wednesday, 27 November 2013

android

5 Mitos Keliru soal Android


Di tengah persaingan pasar smartphone yang sengit, tak jarang kita temui kampanye negatif yang dilakukan sang pesaing.

Ketakutan (fear), ketidakpastian (uncertainty), dan keraguan (doubt), atau sering disingkat FUD, menjadi taktik marketing yang dianggap ampuh.

Untungnya platform yang kompetitif sering didukung oleh pengguna setia yang mau merogoh kocek demi perangkat pujaannya. Selain itu, sebagian dari mereka juga rela menulis review di Internet sebagai bentuk perlawanan terhadap rumor.

Internet menjadi media ampuh menyebarkan berita, termasuk berita palsu, seperti kematian selebritis, gosip, atau mitos. Begitu tersebar di Internet, Anda tidak bisa menghentikannya, walau ternyata kabar tersebut tidak benar.

Begitu juga untuk platform mobile. Banyak mitos keliru yang dikaitkan dengan Android, dan mitos tersebut terus berkembang. Berikut lima di antaranya, seperti dikutip KompasTekno dari Android Authority:

1. Android itu rumit

Banyak yang beranggapan bahwa smartphone dengan sistem operasi Android itu sulit digunakan. Pada kenyataannya, ikon-ikon dan menu yang ditampilkan Android lebih mudah dipelajari.

Kebanyakan pemakai Android baru berasal dari feature phone (ponsel dengan kemampuan dasar). Feature phone memiliki ikon yang kaku dan pilihan menunya berlapis-lapis. Berbeda dengan sistem operasi Android yang dibuat agar antarmukanya bisa dijelajahi dengan mudah dan gampang dipelajari.

Dalam setiap versi terbarunya, antarmukanya selalu ditingkatkan. Tidak ada perbedaan penggunaannya dibandingkan dengan platform lain.

Data IDC yang baru-baru ini dikeluarkan menunjukkan pangsa pasar Android mencapai 80 persen. Hal tersebut menunjukkan betapa banyak orang yang bisa dengan cepat mengadopsi Android.

2. Android membutuhkan aplikasi Task Killer

Banyak yang berpendapat bahwa Android membutuhkan aplikasi Task Killer yang berguna untuk menutup aplikasi yang sudah digunakan dan agar tidak berjalan di "background".

Di awal-awal beredarnya smartphone Android, banyak aplikasi Task killer yang diunduh pengguna. Aplikasi lain yang sejenis juga banyak diminati. Apakah benar task killer bisa menghemat baterai Android?

Beberapa argumen mengatakan Task killer bisa menghemat baterai, namun yang berpendapat sebaliknya pun banyak. Seperti diskusi yang terjadi di situs Lifehacker, ada yang mengatakan stabilitas dan baterai lebih baik saat task Killer di-uninstall.

Untuk membuktikannya sendiri, coba saja hapus aplikasi Task killer di perangkat Android Anda, kemudian bandingkan performa dan daya tahan baterainya.

3. Android banyak malware

Malware
Android memang banyak beredar. Namun, bagi pengguna kebanyakan, Android sangatlah aman. Untuk melindungi Android pun pengguna bisa melakukannya dengan mudah.

Setiap aplikasi dalam Android akan meminta izin akses kepada pengguna dan pengguna bisa memutuskan sendiri apakah ingin meng-install aplikasi tersebut atau tidak.

Jika masih merasa rumit, masih ada alternatif dengan meng-install aplikasi keamanan yang independen. Jangan memasang aplikasi di luar Google Play Store karena kebanyakan malware berasal dari sumber pihak ketiga.

Untuk mengidentifikasi malware, jangan buru-buru melakukan update suatu aplikasi, baca dahulu ulasan dan lihat jumlah download-nya. Lakukan hal yang sama saat Anda browsing di PC, seperti tidak meng-klik tautan atau attachment e-mail yang mencurigakan.

Terakhir, jangan "root" Android Anda. Bagian terlemah dari Android adalah penggunanya. Jika pengguna mem-bypass lapisan keamanan yang dibuat dalam Android, maka pengguna membahayakan smartphone-nya sendiri.

4. Semua smartphone Android sama

Banyak pengguna yang mengatakan semua Android, merek dan model apapun, itu smartphone yang payah. Saat ditelusuri, mereka ternyata menggunakan smartphone Android dengan spesifikasi rendah dan biasanya dijual murah.

Google telah meningkatkan pengalaman penggunaan Android dan mengoptimalkan layanannya sehingga pengguna tidak butuh hardware canggih untuk menikmati platform ini.

Sayangnya, kadang vendor smartphone memasang aplikasi tambahan lain seperti antarmuka buatan mereka sendiri dan pemakai Android memasang bloatware, maka pekerjaan Google menjadi sia-sia.

Sisi positif dengan tidak adanya batasan dalam Android adalah, pengguna bisa memilih beragam perangkat dan harga yang bervariasi. Namun, sisi negatifnya adalah adanya kecacatan produk.

Bacalah review banyak-banyak agar Anda bisa memilih smartphone Android yang sesuai dan tidak harus merogok kocek dalam-dalam.

5. Android lebih sering bermasalah dibanding produk kompetitor

Di saat awal smartphone Android muncul, banyak yang berkata platform ini lambat. Aplikasi milik Android juga dibilang lebih sering crash dibanding platform lain.

Yang sebenarnya terjadi adalah, tidak seiring sejalannya update hardware dengan software. Pengembang aplikasi kadang butuh waktu mengoptimalkan aplikasinya tiap kali ada update hardware.

Beberapa studi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Seperti data dari Crittercism yang dimuat majalah Forbes yang mengatakan aplikasi iOS lebih sering crash dibanding aplikasi Android. Namun setahun kemudian, ternyata aplikasi iOS 6 lebih baik dibanding yang berjalan dengan Jelly Bean.

Setiap pengguna smartphone pasti pernah mengalami crash. Komplain yang lebih banyak dari Android kemungkinan berasal dari pengguna smartpphone murah dengan hardware yang underpowered, antarmuka yang telah dikustomisasi, serta bloatware yang di-install.

Smartphone atau tablet Android yang bagus tidak sering mengalami lag atau crash dibanding perangkat platform lain. Perlu diingat juga bahwa “bagus” belum tentu memiliki spesifikasi terbaik.



Tuesday, 26 November 2013

50 Orang Terkaya di Indonesia

Ini Dia 50 Orang Terkaya di Indonesia


Ilustrasi. (Foto: Forbes) Ilustrasi. (Foto: Forbes)
JAKARTA - Majalah Forbes menerbitkan 50 orang terkaya yang ada di Indonesia. Total kekayaan ini, merupakan hasil survei total kekayaan bersih yang dilakukan pada November.

Melansir Forbes, Kamis (21/11/2013), berikut 50 orang miliarder tersebut:

1. R Budi dan Michael Hartono, dengan total kekayaan USD15 miliar.
Bisnis utama dari Budi dan Michael Hartono, mendapat keuntungan dari bisnis utama mereka yang bergerak di bidang perbankan dan pabrik rokok.
2. Eka Tjipta Widjaja dan keluarga, dengan total kekayaan USD7 miliar.
Pengusaha berusia 90 tahun ini, mendapatkan kekayaannya dari produksi minyak sawit.
3. Anthoni Salim dan keluarga, dengan total kekayaan USD6,3 miliar.
Pengusaha 64 tahun dengan tiga anak ini, mendapatkan kekayaannya dari berbagai macam sektor dan investasi.
4. Susilo Wonowidjojo, dengan total kekayaan USD5,3 miliar.
Berusia 57, dia mendapat sumber kekayaan dari penjualan tembakau, dan pengembangan warisan.
5. Chairul Tanjung, dengan total kekayaan USD4 miliar.
Pengusaha kawakan 51 tahun ini memiliki dua anak, dan memperoleh kekayaan dari berbagai macam sektor dan investasi.

6. Sri Prakash Lohia, dengan total kekayaan USD3,7 miliar. Bisnisnya berasal dari penjualan poliester, serta pengembangan warisan.
7. Boenjamin Setiawan dan keluarga, dengan total kekayaan USD3 miliar. Kekayaannya, berasal dari bisnis farmasi serta pengembangan warisan.
8. Peter Sondakh, dengan total kekayaan USD2,7 miliar. Sumber kekayaannya, mayoritas berasal dari investasi.
9. Mochtar Riady dan keluarga, dengan total kekayaan USD2,5 miliar. Sumber kekyaannya berasal dari berbagai macam bisnis yang dikembangkan.
10. Sukanto Tanoto, dengan total kekyaan USD2,3 miliar. Sumber kekyaannya, berasal dari berbagai bisnis yang dia geluti.

11. Putera Sampoerna dan keluarga, dengan total kekayaan USD2,15 miliar.
12. Tahir, dengan total kekayaan USD2,05 miliar.
13. Bachtiar Karim, dengan total kekayaan USD2 miliar.
14. Theodore Rachmat, dengan total kekayaan USD1,9 miliar.
15. Martua Sitorus, dengan total kekayaan USD1,85 miliar.

16. Murdaya Poo, dengan total kekayaan USD1,75 miliar.
17. Ciliandra Fangiono dan keluarga, dengan total kekayaan USD1,7 miliar.
18. Achmad Hamami dan keluarga, dengan total kekayaan USD1,5 miliar.
19. Kartini Muljadi dan keluarga, dengan total kekayaan USD1,42 miliar.
20. Eddy Katuari dan keluarga, dengan total kekayaan USD1,4 miliar.

21. Low Tuck Kwong, dengan total kekayaan USD1,37 miliar.
22. Hary Tanoesoedibjo, dengan total kekayaan USD1,35 miliar.
23. Ciputra dan keluarga, dengan total kekayaan USD1,3 miliar.
24. Edwin Soeryadjaya, dengan total kekayaan USD1,2 miliar.
25. Djoko Susanto, dengan total kekayaan USD1,17 miliar.

26. Eka Tjandranegara, dengan total kekayaan USD1,15 miliar.
27. Harjo Sutanto, dengan total kekayaan USD1,14 miliar.
28. Soegiarto Adikoesoemo, dengan total kekayaan USD1,04 miliar.
29. Kusnan dan Rusdi Kirana, dengan total kekayaan USD1 miliar.
30. Garibaldi (Boy) Thohir, dengan total kekayaan USD960 juta.

31. Sjamsul Nursalim, dengan total kekayaan USD950 juta.
32. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, dengan total kekayaan USD940 juta.
33. Kuncoro Wibowo dan keluarga, dengan total kekayaan USD910 juta.
34. Husain Djojonegoro dan keluarga, dengan total kekayaan USD875 juta.
35. Sudhamek, dengan total kekayaan USD830 juta.

36. Eddy Kusnadi Sariaatmadja, dengan total kekayaan USD820 juta.
37. Benny Subianto, dengan total kekayaan USD790 juta.
38. Aksa Mahmud, dengan total kekayaan USD780 juta.
39. Jogi Hendra Atmadja, dengan total kekayaan USD760 juta.
40. Santosa Handojo, dengan total kekayaan USD750 juta.

41. Prajogo Pangestu, dengan total kekayaan USD745 juta.
42. Hashim Djojohadikusumo, dengan total kekayaan USD700 juta.
43. Kiki Barki, dengan total kekayaan USD680 juta.
44. Alexander Tedja, dengan total kekayaan USD670 juta.
45. The Nin King, dengan total kekayaan USDUSD650 juta.

46. Winato Kartono, dengan total kekayaan USD590 juta.
47. Sandiaga Salahuddin Uno, dengan total kekayaan USD460 juta.
48. Trihatma Haliman, dengan total kekayaan USD450 juta.
49. Arifin Panigoro, dengan total kekayaan USD420 juta.
50. Sutjipto Nagaria, dengan total kekayaan USD390 juta.





sumber : majalah forbes

Misteri Permukaan Bumi Mengapung

Misteri Permukaan Bumi Mengapung Karena Ditopang Akar Gunung Berapi Apa yang menarik dari bentuk gunung berapi s...